Untuk menjadi seorang Wartawan tentu bukanlah pekerjaan yang mudah, karena dalam pekerjaanya wartawan dituntut untuk mampu menyampaikan informasi yang kredibel dan tepat sesuai fakta. Berikut beberapa tips untuk menjadi wartawan yang baik.
1. Hubungan dengan narasumber harus dikontrol agar tidak terlalu dekat dan tidak terlalu renggang.
Ini mengarahkan kita menjadi independen. Tidak pernah ada dalam kode etik wartawan Indonesia, atau dalam kode etik wartawan di negara mana pun, atau dalam mata kuliah jurnalistik, yang menyebutkan profesi wartawan adalah untuk mencari kawan sebanyak-banyaknya.
2. Cara terbaik
menjadi penulis yang baik adalah: mulai dulu menjadi pembaca
yang baik. Usahakan menulis feature setidaknya sekali dua minggu .
Wartawan yang
bisa menulis feature sudah pasti “sempurna” menulis berita biasa – yang berpola
piramida terbalik.
3. Berita bukan
cuma mengenai pejabat, tapi kisah rakyat kecil.
Dan inilah kelemahan
banyak koran daerah: sering menganggap hanya berita tentang gubernur atau
bupatilah yang layak di halaman depan; padahal justru kisah-kisah humanis
tentang orang-orang kecil itulah yang idealnya diangkat pers ke permukaan.
4.
Jurnalisme adalah pekerjaan orang-orang kreatif.
Bagi penulis
dan jurnalis, menemukan ide-ide, apalagi orisinal, bagai menemukan harta karun.
Perhatikan lingkungan; jangan cuma lihat. Simak pembicaraan orang; jangan hanya
dengar. Bila ide muncul, langsung catat di kertas atau laptop.
5. Gunakan istilah
yang spesifik dan mudah dimengerti.
Pakai kata
khusus; bukan kata umum. Tak ada salahnya sesekali bereksperimen dengan kosa-kata
dan frasa baru. Itu membuat karya anda senantiasa segar dan tidak membosankan.
Jangan pernah berpikir akan dipuji sebagai wartawan hebat karena anda menulis
istilah-istilah sulit, berbahasa asing, dan ilmiah.
Semakin berani
seorang sumber disebutkan identitasnya, semakin kecil kemungkinan ia berbohong.
Ada tips untuk ini. Jika mulai curiga si narasumber berbohong, langsung
keluarkan alat perekam atau kamera. Jika memang sedang berbohong, biasanya dia
menolak untuk direkam atau difoto.
7. Wartawan
harus berkarakter.
Anda harus jadi
wartawan berkarakter. Maksudnya adalah karakter pada tulisan. Buatlah pembaca
membolak-balik koran hanya untuk mencari tulisan anda. Jangan sesekali menjiplak
berita dari wartawan lain, apalagi menjiplak yang sudah terbit. Karena itu
menjadikan karya-karya kita tidak berkarakter.
8.
Belajarlah memotret.
Berita koran
akan lebih menarik jika disertai foto. Meskipun tugas utama reporter adalah
menulis, sebaiknya jangan malas memotret. Terkadang sebuah foto yang kuat lebih
layak menghabiskan lima kolom koran dibanding berita.
Tiga hal pokok dalam
foto jurnalistik adalah momen (waktu terbaik menjepret tombol pembuka rana),
angle (sudut pengambilan kamera), dan komposisi gambar.
9. Jangan
menginterogasi; anda bukan polisi.
Tugas wartawan
sebatas memberitahu publik apa yang terjadi. Maka jangan memosisikan diri
sebagai interogator, jaksa, atau hakim ketika mewawancarai narasumber. Pakailah
bahasa yang santun. Kritis tidak berarti harus kasar. Lebih baik kita terlihat
bodoh di depan narasumber daripada konyol di mata pembaca.
10. Senjata
wartawan yang paling ampuh adalah bertanya.
Amunisi paling
tajam adalah kata-tanya “mengapa”. Karena pertanyaan dengan kata tanya
“mengapa”ini akan mengungkapkan alasan dan letarbelakang terjadinya suatu
peristiwa.
Semoga
dengan beberapa tips diatas dapat membantu anda yang hendak menggeluti dunia
Jurnalistik terutama menjadi Pewarta atau Wartawan, sehingga nantinya anda dapat
menjadi serang pewarta atau wartawan yang professional.“Sesungguhnya wartawan adalah pertapa yang hebat; yang sanggup kesepian di tengah keramaian; karena dia lebih peduli pada APA daripada SIAPA.”
Sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar