Sabtu, 10 Maret 2012

Jadi Wartawan itu Gak Gampang!


Untuk menjadi seorang Wartawan tentu bukanlah pekerjaan yang mudah, karena dalam pekerjaanya wartawan dituntut untuk mampu menyampaikan informasi yang kredibel dan tepat sesuai fakta. Berikut beberapa tips untuk menjadi wartawan yang baik.

1. Hubungan dengan narasumber harus dikontrol agar tidak terlalu dekat dan tidak terlalu renggang. 

       Ini mengarahkan kita menjadi independen. Tidak pernah ada dalam kode etik wartawan Indonesia, atau dalam kode etik wartawan di negara mana pun, atau dalam mata kuliah jurnalistik, yang menyebutkan profesi wartawan adalah untuk mencari kawan sebanyak-banyaknya. 


 2. Cara terbaik menjadi penulis yang baik adalah: mulai dulu menjadi pembaca yang baik. Usahakan menulis feature setidaknya sekali dua minggu .
 Wartawan yang bisa menulis feature sudah pasti “sempurna” menulis berita biasa – yang berpola piramida terbalik.

 3. Berita bukan cuma mengenai pejabat, tapi kisah rakyat kecil.
Dan inilah kelemahan banyak koran daerah: sering menganggap hanya berita tentang gubernur atau bupatilah yang layak di halaman depan; padahal justru kisah-kisah humanis tentang orang-orang kecil itulah yang idealnya diangkat pers ke permukaan.

 4. Jurnalisme adalah pekerjaan orang-orang kreatif.
 Bagi penulis dan jurnalis, menemukan ide-ide, apalagi orisinal, bagai menemukan harta karun. Perhatikan lingkungan; jangan cuma lihat. Simak pembicaraan orang; jangan hanya dengar. Bila ide muncul, langsung catat di kertas atau laptop.

 5. Gunakan istilah yang spesifik dan mudah dimengerti.
 Pakai kata khusus; bukan kata umum. Tak ada salahnya sesekali bereksperimen dengan kosa-kata dan frasa baru. Itu membuat karya anda senantiasa segar dan tidak membosankan. Jangan pernah berpikir akan dipuji sebagai wartawan hebat karena anda menulis istilah-istilah sulit, berbahasa asing, dan ilmiah.

 6. Semakin jarang mengutip sumber anonim, semakin baik.
 Semakin berani seorang sumber disebutkan identitasnya, semakin kecil kemungkinan ia berbohong. Ada tips untuk ini. Jika mulai curiga si narasumber berbohong, langsung keluarkan alat perekam atau kamera. Jika memang sedang berbohong, biasanya dia menolak untuk direkam atau difoto.

 7. Wartawan harus berkarakter.
Anda harus jadi wartawan berkarakter. Maksudnya adalah karakter pada tulisan. Buatlah pembaca membolak-balik koran hanya untuk mencari tulisan anda. Jangan sesekali menjiplak berita dari wartawan lain, apalagi menjiplak yang sudah terbit. Karena itu menjadikan karya-karya kita tidak berkarakter.

 8. Belajarlah memotret.
 Berita koran akan lebih menarik jika disertai foto. Meskipun tugas utama reporter adalah menulis, sebaiknya jangan malas memotret. Terkadang sebuah foto yang kuat lebih layak menghabiskan lima kolom koran dibanding berita.
Tiga hal pokok dalam foto jurnalistik adalah momen (waktu terbaik menjepret tombol pembuka rana), angle (sudut pengambilan kamera), dan komposisi gambar. 

9. Jangan menginterogasi; anda bukan polisi.
 Tugas wartawan sebatas memberitahu publik apa yang terjadi. Maka jangan memosisikan diri sebagai interogator, jaksa, atau hakim ketika mewawancarai narasumber. Pakailah bahasa yang santun. Kritis tidak berarti harus kasar. Lebih baik kita terlihat bodoh di depan narasumber daripada konyol di mata pembaca.

 10. Senjata wartawan yang paling ampuh adalah bertanya.
 Amunisi paling tajam adalah kata-tanya “mengapa”. Karena pertanyaan dengan kata tanya “mengapa”ini akan mengungkapkan alasan dan letarbelakang terjadinya suatu peristiwa.
Semoga dengan beberapa tips diatas dapat membantu anda yang hendak menggeluti dunia Jurnalistik terutama menjadi Pewarta atau Wartawan, sehingga nantinya anda dapat menjadi serang pewarta atau wartawan yang professional.
Sesungguhnya wartawan adalah pertapa yang hebat; yang sanggup kesepian di tengah keramaian; karena dia lebih peduli pada APA daripada SIAPA.”


Sumber :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar